top of page
Miss Vin

Cara Ampuh Berbicara dengan Anak


Orang tua merupakan sosok yang menjadi panutan dan dihormati bagi anaknya. Oleh karenanya setiap orang tua semestinya dapat bertindak sebagai teladan yang selalu benar dalam ucapan maupun tindakan. Keinginan orang tua yang tidak selalu sejalan dengan keinginan anak seringkali jadi salah satu pemicu timbulnya konflik antara orang tua dan anak. Banyak dari orang tua yang seakan-akan tahu benar bagaimana cara memenuhi segala kebutuhan anak. Namun pada kenyataannya tidak semua orang tua dapat dengan mudah mengenali kepribadian anak.

Setiap anak tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda, oleh karenanya memahami karakter masing-masing anak sangatlah penting bagi orang tua. Pendidikan yang bersifat formal di sekolah dirasa belum cukup untuk pembentukan karakter anak. Namun pendidikan dasar yang diberikan oleh orangtua adalah salah satu faktor penting yang juga memengaruhi karakter anak.



Salah satu cara pembentukan karakter anak bisa dilakukan lewat berbicara. Lewat berbicara yang baik, hubungan antara orangtua dan anak terasa lebih dekat. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk berbicara kepada anak. Menurut Latif, dkk (2013:140-149):

  1. Berkomunikasi dengan dukungan/penerimaan. Menerima anak apa adanya akan memudahkan orang tua berbicara dengan anak tersebut. Anak yang merasa dirinya diterima oleh lingkungannya akan lebih banyak cerita atau lebih terbuka tentang perasaan dan masalah-masalahnya.

  2. Gunakan pembuka pintu. Gunakan percakapan yang dapat mendorong anak berbagi ide dan perasaannya, kemudian tunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengar dan tertarik pada hal yang diungkapkan oleh anak.

  3. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Hal ini juga didukung oleh pendapat Musa (2015) yakni belajarlah mendengar keluhan anak disela-sela kesibukan bekerja sehingga tidak muncul masalah besar akibat orang tua mengabaikan keluhan anak.

  4. Gunakan pernyataan “Kamu” untuk merefleksikan ide-ide dan perasaan anak. Jika anak tidak dapat mengungkapkan semua perasaan yang menggangu, maka itu dapat merusak dirinya sendiri.

  5. Hilangkan perkataan “Jangan”. Kata “Jangan” bagi anak lebih seperti kecaman daripada larangan. Mengatakan hal apa yang harusnya dilakukan anak akan lebih baik kiranya daripada mengatakan apa yang tidak boleh ia lakukan.

  6. Berbicara dengan anak (Bukan berbicara kepada anak). Berbicara dengan anak merupakan percakapan dua arah yang mana anak dapat menjawab pertanyaan dari orang tua atas perintah yang diberikan.

  7. Gunakan pernyataan “Saya” untuk mengutarakan pikiran dan perasaan Anda. Menggunakan pernyataan ini membuat anak merasa punya tanggung jawab untuk mengubah tingkah lakunya. Sebagai contoh, “Saya (Ayah) melihat kotoran menempel ditanganmu”, secara tidak langsung orang tua memberikan tanggungjawab kepada anak untuk melakukan sesuatu terhadap kotoran yang menempel ditangannya.

  8. Buatlah permintaan kita menjadi sederhana. Arahkanlah anak secara satu per satu sehingga benar-benar memahami maksud yang disampaikan orang tuanya. Kata-kata yang panjang dan bertele-tele hanya akan membuatnya bingung.

  9. Cari perhatian anak sebelum berbicara kepadanya. Panggilah nama anak Anda sebelum berbicara padanya dan tunggu sampai ia benar-benar memandang Anda.

  10. Buatlah permintaan-permintaan penting dengan tegas.

  11. Berkomunikasi dengan pandangan mata sejajar. Jika berbicara dengan anak yang masih kecil usahakanlah membungkuk/berlutut/duduk disebelahnya sampai sejajar dengan anak.

  12. Katakan “Tolong”, “Terima Kasih”, dan “Terima Kasih Kembali” kepada anak. Ketiga kata tersebut wajib dilatih untuk anak sehingga ia terbiasa berkata sopan dan hormat kepada siapa saja baik orang yang lebih besar darinya atau teman sebaya.

  13. Cobalah untuk tidak menginterupsi dan memarahi anak ketika anak sedang bercerita. Jika Anda melakukan hal ini, anak pasti enggan untuk bercerita kembali.

  14. Jangan menggunakan kata-kata yang tidak baik yang dapat menyakiti hati anak. Kata-kata seperti mencemooh, mengejek dan mempermalukan anak hanya akan membuat anak merasa tidak disukai. Anak akan merasa patah semangat dan memberikan konsep buruk tentang dirinya.

  15. Gunakan kata-kata yang baik untuk memberi semangat dan membentuk anak. kata-kata tersebut membuat anak lebih percaya diri dan membantu anak untuk bertingkah laku dengan baik.


Demikianlah tadi beberapa cara ampuh berbicara dengan anak semoga dapat dijadikan refrensi bagi orang tua baik yang baru memiliki anak atau yang sudah lama menjadi orang tua.


Sumber:

Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Musa, Yasmin. 2015. “Inilah Cara Berkomunikasi yang Baik dengan Anak”. Tersedia pada http://www.asuhanak.com/2015/02/inilah-cara-berkomunikasi-yang-baik.html (diakses tanggal 13 Nopember 2016)


46 views0 comments
bottom of page