Mengapa penting literasi sejak usia dini?
Kapan saat yang tepat bagi anak untuk mulai belajar membaca?
Kegiatan membaca pada jenjang PAUD masih menjadi problematika di masyarakat karena banyak pihak yang tidak setuju akan hal tersebut. Jadi kami pihak sekolah Girikarnika Montessori Preschool bekerjasama dengan PGPAUD Undiksha mengadakan pelatihan literasi membaca anak usia dini bagi orang tua untuk menjawab problematika tersebut. Mengapa orang tua? Karena lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Tentu saja anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama orang tua, apalagi di masa pandemi seperti ini.
Pemateri dari pelatihan ini yaitu Ibu Putu Rahayu Ujianti, S.Psi., M.Psi., Psikolog beliau seorang dosen PGPAUD Undiksha. Beliau berpendapat bahwa kegiatan membaca bisa dilakukan sejak dini karena membaca memiliki proses yang panjang tidak semata-mata hanya membaca huruf-huruf. Saat di jalan anak mengetahui bahwa lampu merah artinya berhenti itu sudah termasuk kegiatan membaca yaitu membaca simbol. Kemudian anak suka mengamati gambar dan ia menceritakan gambar tersebut dengan bahasanya sendiri itu sudah termasuk proses membaca karena tahapan pertama dari membaca adalah tahap fantasi. Bahkan dari anak baru lahir sudah bisa dikenalkan dengan kegiatan membaca. Teori tersebut disampaikan oleh Glenn Doman yaitu ahli terapis fisik dan pelopor di bidang perkembangan fungsi otak anak. Glenn Doman percaya bahwa anak- anak tidak perlu menunggu hingga usia tertentu untuk belajar membaca menurutnya seorang bayi bisa membaca jika orang tua mau meluangkan waktu hanya 45 detik setiap harinya. Caranya adalah dengan menunjukkan flash card dengan huruf berukuran besar dan pengulangan. Pada saat anak mulai tumbuh memori tulisan itu akan terekam di otaknya dan ia tidak asing lagi dengan tulisan-tulisan tersebut.
Lalu kapan anak siap belajar membaca (formal)? Jadi, ciri-ciri anak siap belajar membaca (formal) antara lain yaitu ketika anak mulai tertarik pada buku, anak memiliki kesiapan berbahasa (berbicara jelas), dan memiliki kemampuan yang memadai untuk memahami maksud bacaan. Sehingga cara yang paling tepat untuk mengajarkan anak membaca adalah dengan membaca. Apakah di rumah ada buku bacaan? Seberapa sering intensitas orang tua membaca buku atau bahan bacaan lainnya di depan anak? Pernyataan tersebut menjadi refleksi diri bagi orang tua. Tugas orang tua di rumah harus mengenalkan pada anak kegiatan membaca, lebih baiknya lagi menjadikan kegiatan membaca sebuah kebiasaan. Dengan begitu, anak tidak menganggap bahwa membaca adalah hal yang membosankan. Kesan membaca itu membosankan yang menyebabkan tingkat literasi membaca orang Indonesia masih rendah.
Kegiatan membaca agar tidak menjadi membosankan, orang tua di rumah bisa mengajak anak membaca lagu (bernyanyi), membaca kartu huruf, membaca dongeng, membaca buku bergambar, membaca di komputer, dan lain-lain. Kuncinya adalah pilih metode yang paling pas untuk anak, konsistensi orang tua, dan tidak perlu mengalokasikan waktu yang lama dalam sehari, tetapi harus dilakukan setiap hari. Tugas kita semua adalah merubah stigma membaca membosankan menjadi membaca menyenangkan.
Nah, Ayah dan Bunda demikian kegiatan BISIK ke-3 oleh Girkarnika Montessori Preschool yang bekerja sama dengan Fakultas PG PAUD Universitas Ganesha dengan partnership dan sponsor yang sudah mendukung acara ini berjalan dengan lancar.
Ayah dan Bunda bisa menerapkan tips di atas ya, bila masih ada kendala, bisa konsultasikan langsung kepada kami.
Comments